Pengertian Laporan Ilmiah
“Laporan ilmiah
ialah pemecahan suatu problem atau jawaban suatu pertanyaan, yang didukung oleh
fakta yang diperoleh dan/atau yang dibuktikan benarnya oleh penulisnya. Laporan
itu adalah bentuk prosa ilmiah yang dikembangkan untuk keperluan sains, kria,
dan usaha, dan biasanya ditulis atas permintaan, perintah atau jasa komisi,
walaupun kadang-kadang laporan itu diterbitkan atas kehendak dan biaya
penulisnya sendiri.”
Sebelum memulai
menulis, penulis laporan harus menetapkan apa maksud laporan itu. Hal ini
berkaitan dengan pernyataan bahwa setiap paragraf, tiap kalimat, tiap kata
harus jelas ikut mengambil bagian dalam maksud laporan itu pada saat yang
tepat. Perlu dicatat juga, menurutnya bahwa suatu penjelasan yang harus
diberikan pada suatu saat yang tepat jangan ditunda, dan tidak boleh salah
tempat.
Dari pengertian yang
dikemukakan di atas dapat ditarik suatu prinsip bahwa laporan ilmiah merupakan
suatu paparan sistematis yang memerhatikan kaidah-kaidah ilmiah dan bahasa,
sebagai suatu jawaban atas permasalahan, dengan tujuan untuk dibaca atau
diserahkan kepada pihak tertentu sesuai dengan kepentingannya, dapat
berdasarkan pesanan atau penyelenggaraan program tertentu. Penulisan laporan
ilmiah harus melalui suatu perencanaan, mengenai apakah laporan yang dibuat,
bagaimana langkah-langkah penulisannya, dan perlu menyusun kerangka laporan
tersebut.
Fungsi Laporan Ilmiah
Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat
data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas
dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah
ilmu pengetahuan.
Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan
mengarahkan pada penelitian selanjutnya.
Macam-Macam Laporan
Ilmiah
Untuk mengemukakan
tentang macam laporan ilmiah, penjelasan Mukayat D. Brotowidjoyo1
sangatlah berarti. Mukayat melihat bahwa informasi yang disajikan dalam
laporan itu dapat bermacam-macam. Kemungkinan isinya menyangkut pekerjaan
yang sedang berlangsung atau yang sudah selesai atau menyangkut hasil uji
atau analisis suatu varietas benda, sajian hasil penelitian atau
penyidikan. Menurutnya, sulit untuk melakukan klasifi kasi mengingat bahwa
berbagai laporan sangat variatif dan sifat-sifatnya tidak menentu. Walaupun
demikian menurut Mukayat beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam
laporan tersebut.
1. Laporan
Periodis
Laporan
yang diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan
informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan,
triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah
atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah contoh-contoh laporan
periodis.
2. Laporan
Kemajuan
Laporan
yang diserahkan guna menyediakan informasi tentang kemajuan suatu rencana
usaha, seperti pembangunan bendungan dan proyek penelitian.
3. Laporan
Hasil Uji
Laporan
yang diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang
pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi
suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.
4. Laporan
Rekomendasi
Laporan
yang diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap
sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya. Misalnya, laporan
tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasihat
cara menaikkan efisiensinya.
5. Laporan
Penelitian
Laporan
yang diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan yang tidak diketahui
sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data
akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga penelitian,
universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah,
dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan
itu.
Dengan melihat
penggolongan laporan ilmiah tersebut, suatu prinsip yang dapat ditemui
dalam setiap laporan ilmiah adalah kaidah-kaidah ilmiahnya, yang mungkin
berbeda-beda menurut setiap bidang ilmu. Walaupun sangat beragam dan
variatif, macam laporan ilmiah dapat dikategorikan menjadi hal-hal
berikut.
1. Laporan
kemajuan, yaitu laporan yang disampaikan untuk melihat perkembangan
kemajuan atau langkah yang telah ditempuh, untuk melihat kemungkinan
munculnya kesulitan dan bagaimana rencana antisipasinya.
2. Laporan
akhir; laporan ini dapat didahului laporan kemajuan untuk melihat
pencapaian yang diperoleh antara yang dicerminkan dalam usulan penelitian,
laporan kemajuan, dan laporan akhir.
3. Laporan
berkala; disusun untuk melihat suatu kinerja yang
melibatkan karakter keilmiahan, dalam suatu periode waktu tertentu
sehingga dapat diperoleh suatu gambaran dinamika dari periode yang satu
dengan periode lainnya.
4. Laporan
hasil uji; laporan ini perlu juga menyertakan rekomendasi, setelah
disampaikan informasi ilmiah tentang sesuatu, karena dimungkinkan akan
menjadi dasar suatu kebijakan tertentu.
Mengenai macam laporan
ilmiah berupa laporan penelitian, penulis berpendapat bahwa dalam setiap
laporan yang disertakan karakter “ilmiah”, dapat diasumsikan melalui suatu
penelitian, karena terikat dengan kaidah ilmiah. Karakter ilmiah dan
proses penelitian yang dimaksud adalah karena aspek ketelitian,
kecermatan, merupakan hal yang penting dalam setiap laporan ilmiah.
Penelitian dapat dilakukan baik melalui studi kepustakaan maupun menyertakan
data empiris.
Ciri-Ciri Laporan Ilmiah.
1. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang
tertentu. Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin
juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik
dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan
kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya laporan
berbentuk pamflet atau selebaran.
2. Bentuk laporan yang
disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa laporan
panjang yang terdiri atas: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi,
pendahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek
biasanya terdiri atas judul pokok dan nomornomor, dengan perlengkapan
seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
3. Laporan itu bersifat
sangat objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik
kesimpulan, kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifi k.
Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi, pendapat pribadi atau prasangka
harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tak cukup atau
bertentangan satu dengan lainnya, pembaca dipersilakan untuk menyadari
bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
4. Bahasa dan nadanya
formal. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak
berdasarkan pendapat penyaji data atau “Asal Bapak Senang” yaitu agar
pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan
harus tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan
kata dan ungkapan yang ceroboh.
5. Judul, subjudul, dan
sub-sub judul, disusun dan diatur dengan perencanaan yang mantik. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia, mantik diartikan dengan (1) cara berpikir yang
hanya mendasarkan pikiran belaka; (2) perkataan yang benar. Laporan yang
disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.
Dari ciri-ciri laporan yang telah disebutkan di atas, dapat ditarik
suatu prinsip yang diterapkan pada ciri suatu laporan ilmiah, yaitu (1)
ditujukan kepada pembaca tertentu; (2) sistematika laporan kadang
disesuaikan dengan permintaan pemberi perintah atau pesanan (dalam suatu
hibah kompetensi); (3) bahasanya formal, harus disesuaikan dengan standar Bahasa
Indonesia yang disempurnakan; (4) memerhatikan kaidah-kaidah ilmiah sesuai
dengan disiplin keilmuannya; (5) objektif.
Persyaratan bagi
pembuat laporan ilmiah
- Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
- Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dan pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
- Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan; kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’, yaitu bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang fakta.
- Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasarkan uraian itulah dengan cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasarkan beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
- Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
- Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan serta bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Berkomentar ...
Mohon Tidak menguunakan Kata yang mengandung
☼ SARA
☼ SPAM Dsb ...